I
  • Home
  • About Us
  • Program
  • Documentation
  • Blog

Cerita Penggerak

RENI MOINE : Menularkan semangat pendidikan

2/23/2020

0 Comments

 

Penulis :
​Fevrina Leny Tampubolon, dkk.

. 

Picture
​Reni Moine atau yang akrab dipanggil Kakak Reni lahir di Benawa Satu, Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat, pada tahun 1983. Kakak Reni merupakan istri dari  Marius Akerae, Baperkam kampung pemekaran Mokere. Kakak Reni aktif sebagai Bendahara PKK kampung Mokere dan juga merupakan kepala borongan. Walaupun memiliki pengaruh yang cukup besar, akan tetapi Kakak Reni belum memiliki kepedulian yang besar terhadap pendidikan anaknya. Pada awal program Kakak Reni tidak mempedulikan perkembangan belajar anak-anaknya dan bahkan membiarkan saja bila anak-anaknya bolos sekolah. Kehadiran penggerak cukup membawa pengaruh bagi Kakak Reni. Kegiatan pembelajaran yang aktif, peningkatan kemampuan baca tulis dan hitung anak-anak serta diskusi melalui home visit yang dilakukan Penggerak berhasil merubah cara pandang dan perilaku Kakak Reni.
 
Kakak Reni menunjukkan perubahan yang cukup progresif terutama dalam mendorong dan mendampingi anak-anaknya di bidang pendidikan. Pemahaman akan pentingnya pendidikan serta pengawasan dalam proses perkembangan belajar anak, mendorong Kakak Reni untuk memenuhi  kebutuhan dasar sekolah untuk anak-anaknya seperti menyediakan alat tulis, buku, seragam dan kebutuhan lainnya. Selain memenuhi kebutuhan dasar, Kakak Reni juga mengharuskan anaknya untuk lulus SMA,  Kakak Reni juga mendorong anaknya yang SD untuk aktif hadir di Sekolah. Kakak Reni dengan sengaja meninggalkan anaknya yang duduk di bangku SD dengan nenek di kampung agar bisa masuk Sekolah.  Kepedulian terhadap masa depan pendidikan anaknya juga mendorong Kakak Reni untuk mulai menabung. 

Picture
Kesadaran akan pentingnya pendidikan yang sudah terbangun dalam diri Kakak Reni mendorongnya untuk lebih terlibat aktif dalam pengembangan pendidikan di kampungnya. Kakak Reni mulai aktif di kegiatan sekolah dan memberikan suara atau kritik atas kebijakan-kebijakan yang dibuat sekolah. Kakak Reni juga mempengaruhi orang tua lain untuk semakin peduli akan pentingnya mendukung pendidikan anak. Komunikasinya yang baik membuat orang lain dapat menerima dan memahami pesan yang disampaikan dengan baik.
 
 “apa yang anak guru dong kasi tahu ke kami orang tua ini, itu baik bagi tong pung anak pung masa depan. Anak guru selalu kasih tahu kalau temani anak belajar itu wajib buat orang tua. Guru-guru dong itu kan tra tinggal deng tong pung anak, dong hanya tahu tong anak itu pas di sekolah saja. Makanya orang tua itu yang harus kerja keras buat anak juga. Anak pung jam belajar itu tong harus arahakan, tong kontrol. Duduk disamping anak saat dia belajar itu perlu to. Jadi tong orang tua juga bisa tau, anak ini selama ini dia nbenaran belajar kah trada. Betul kah trada dia bilang pi sekolah, jang sampe dia tipu kami lagi kan tra baik to. Jadi betul sudah yang anak guru dong bilang. Dan yang sa su buat ke sa pung anak anak yang dong ada sekolah banyak-banyak tuh, sa duduk temani dorang. Sa baku tanya deng dorang, dong di sekolah itu guru ajar kam baran apa sajakah? Baru dong mengerti kah trada kalau guru dong ajar di sekolah. Kalau anak guru ini dong tra datang dari yayasan ini, kami orang tua ni tra tau e bisa tahu anak-anak dong pung pendidikan baik kah trada e. jadi sa bersyukur anak dari yayasan dong datang ke kampong ini buat ajar kami didik anak.”
 
Selain terlibat aktif untuk memajukan pendidikan, Kakak Reni juga cukup aktif dalam kegiatan pemerintahan kampung. Pendampingan penggerak memberikan penyuluhan terkait tupoksi aparat kampung berhasil meningkatkan pengetahuan Kakak Reni terkait tupoksi aparat kampung.  Pemahaman tupoksi aparat kampung mendorong Kakak Reni lebih aktif dalam mengkritisi kinerja aparat kampung. Sebagai istri aparat kampung pemekaran, pemahaman tupoksi aparat kampung juga digunakan untuk mengingatkan tugas dan peranan suaminya.  Lebih dari itu Kakak Reni aktif mendukung ketua PKK kampung pemekaran menjalankan kegiatan PKK.
 
Kakak Reni aktif terlibat dalam berbagai kegiatan dan pendampingan yang dilakukan penggerak salah satunya pendampingan tata boga. Dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun, Kakak Reni mampu belajar dan membuat lebih dari 10 resep kreasi kue baru. Saat ini di kampung Kakak Reni diakui juga sebagai salah satu mama yang  cukup baik dalam memasak dan selalu terlibat masak di berbagai acara di kampung. Kakak Reni sudah tahu membuat beberapa macam roti, kue basah, dan kue kering, Bahkan kakak Reni suka berinisiatif sendiri membuat kukis untuk kemudian dijualnya sendiri di kampung atau di perusahaan. Sebagai anggota kelompok tata boga kakak Reni juga berpartisipasi membuat kukis bila ada pesanan kukis sagu dari luar. Pengetahuan yang sudah diperoleh Kakak Reni dalam kelompok boga digunakan juga untuk mengembangkan PKK desa pemekaran.  
 
“Kalau tarada Pa Guru di sini yang ajar kitong buat macam-macam kue, kitong mama-mama ini tarada yang tau buat kue-kue baru begini o.”

0 Comments



Leave a Reply.

    Nasia damawe

    Selamat datang di blog Cerita Penggerak. Enjoy it!

    top post

    May 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020

    kategori

    All

    RSS Feed

Site powered by Weebly. Managed by Rumahweb Indonesia
  • Home
  • About Us
  • Program
  • Documentation
  • Blog